KAMI MELAYANI ANDA dalam (klik pilihan dibawah ini)
- 1. Nikah Rujuk dan Legalisasi Surat NR (15)
- 2. Pendidikan Pra Nikah dan Pembinaan Keluarga Sakinah (11)
- 3. Konsultasi dan Penasehatan Problematika Keluarga BP4 (3)
- 4. Konsultasi Zakat dan Produk Halal (7)
- 5. Konsultasi Wakaf dan Kemasjidan (12)
- 6. Konsultasi Arah Kiblat (4)
- 7. Konsultasi Haji (4)
- 8. Konsultasi Waris KHI (3)
- 9. Bina Sosial dan Remaja serta Kemitraan Ummat (11)
- Organisasi (6)
Da`i Agar Sampaikan Islam Rahmatan Lil Alamin
By KANTOR URUSAN AGAMA KEC. SANGKAPURA PULAU BAWEAN KAB. GRESIK JAWA TIMUR on Minggu, 10 Juli 2011
Bekasi (Pinmas)-- Menteri Agama Suryadharma Ali meminta para da`i agar menyampaikan ajaran agama Islam sebagai agama yang menyebarkan kasih sayang, memberi manfaat serta rahmatan lil alamin. Selain itu juga mengedepankan toleransi dan kerukunan antar umat agama.
"Para da`i agar menjelaskan bahwa Islam yang kita pahami bukan seperti anggapan yang menilai Islam itu agama yang mengajarkan terorisme," kata Menag saat membuka Silaturahmi Nasional Ikatan Da`i Indonesia (IKADA) di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/7).
Di hadapan ratusan juru dakwah dari berbagai wilayah tanah air, Menag berharap para da`i untuk mengedepankan kesejahteraan umat serta memerangi kemiskinan dan kebodohan. "Jangan sampaikan agama hanya tekstual, tapi juga kontekstual. Maka jadikan agama sebagai sumber motivasi dan sumber kehidupan umat," ucap Menag pada acara yang dihadiri Plt Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail dan Ketua Umum IKADI Ahmad Satori Ismail.
Menag juga meminta para da`i memahami bahwa saat ini muncul pemahaman yang sesat dan keluar dari prinsip-prinsip pokok ajaran Islam. "Kalau di Jawa Barat ada aliran Surga Eden masuk surga bisa beli. Ini bentuk pemahaman sesat," katanya seraya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan Timur yang melarang keberadaan ajaran Ahmadiyah.
"Ada pihak yang menyatakan, melarang Ahmadiyah berarti anti kebebasan beragama. Apakah kebebasan itu bebas menghina yang dimuliakan, mengubah ayat-ayat suci," kata Suryadharma. Menurut dia kebebasan bukan berarti bebas menghina yang dimuliakan. "Bayangkan bagaimana perasaan kita apabila Nabi yang kita cintai digambar karikatur dengan kalimat yang menghina," ungkapnya.
Demikian pula sambung SDA, dengan yang mengubah ayat-ayat Al Quran. "Ada 853, bahkan ada yang mengatakan 1000 ayat diubah, dipenggal-penggal dan dijahit dengan kalimat lain dikumpulkan dalam kitan Tadzkirah," paparnya.
Menurut Menag, fenomena ini harus dipahami di tengah masyarakat kita bahwa masih banyak masyarakat yang belum terjangkau oleh para da`i. Lalu ketika ada orang yang menawarkan agama dalam versi baru, dipahami dan percaya. Karena itu para da`i harus terus meningkatkan aktivitas dakwah, karena masyarakat butuh bimbingan agama yang benar.
Ia juga meminta IKADI agar berdakwah di daerah perbatasan, di tempat yang rawan penyalahgunaan barang-barang terlarang. "Di tempat ini pendidikan keagamaan sangat minim. IKADI agar isi kekosongan itu sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhannya. Jadikan Islam sebagai perekat, pemersatu bangsa , menjaga kesatuan NKRI, pionir untuk menjaga kerukunan umat beragama," kata Menag. (ks)
0 komentar:
Posting Komentar