KH A. Wahid Hasjim Reformis Pendidikan Islam

http://www.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=7375

Jakarta (Pinmas)--Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa pahlawannya. Dalam kerangka itu kita harus menghormati KH Abdul Wahid Hasjim, putra bangsa yang sudah mengukir sejarah di negeri ini pada awal kemerdekaan RI, menjadi sosok yang perlu kita tiru dan teladani.

Demikian dikemukakan Menteri Agama Suryadharma Ali pada launching dan bedah buku dalam rangka peringatan satu abad KH A.Wahid Hasjim di Auditorium Kementrian Agama RI Jl MH Thamrin Jakarta, Sabtu (30/4). "Beliau juga dikenal sebagai reformis di dunia pendidikan pesantren dan pendidikan Islam Indonesia," kata Suryadharma.

Dua buku tentang pahlawan nasional yang dibedah, Sejarah Hidup KH A. Wahid Hasjim dan Mengapa saya Memilih Nahdlatul Ulama. Mantan Wapres Jusuf Kalla memberikan sambutan dapat acara tersebut, sementara menjadi pembahas KH Salahuddin Wahid, KH Tolchah Hasan, Dr Yudi Latif dan Prof Dr Nasaruddin Umar. Hadir pula mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni.

Menag mengatakan, peranan tokoh yang pernah menjadi menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia dan menteri agama dari 1949-1952 sangat besar. Beliaulah yang mampu mengkomunikasikan dan mendialogkan isu relasi agama dan negara pada kelompok nasionalis maupun tokokh-tokoh Islam masa itu. "Kita tahu, masa itu isu hubungan agama dan negara dalam konteks Indonesia tidak cukup mudah untuk dipahami dan diterima semua pihak."

Selain itu kontribusi kiai Wahid dalam hal kehidupan dan kerukunan umat beragama juga sangat penting. Islam rahmatan lil alamin yang dipegangnya senantiasa mengembangkan konsep hidup yang bisa berdampingan dengan umat agama lain. "Kita tahu, sikap keberagamaan seperti itu masih merupakan sesuatu yang tidak terlalu mudah bagi pemuka agama lain pada masanya," kata Menag.

Ia juga mengatakan, menghadapi dinamika masyarakat yang tidak pernah berhenti, kita membutuhkan kreativitas dan inovasi, disamping keteladanan yang diberikan oleh pendahulu dalam bentuk nilai-nilai dasar yang sangat berguna untuk menyelesaikan masalah ke depan.

KH Abdul Wahid Hasjim adalah putra Hadratus Syaikh KH Hasjim Asya`ri pendiri Nahdlatul Ulama, lahir di Jombang, Jawa Timur 1 Juni 1914 bertepatan dengan 6 Rajab 1332 Hijriyah. Ia meninggal di Cimahi, Jawa Barat, pada 19 April 1953 di usia 39 tahun, dan dimakamkan di Tebuireng, Jombang. Jawa Timur, dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Pada 8 Juni 2011 mendatang bertepatan dengan 6 Rajab 1432 H. "Peringatan 100 tahun ini dihitung dengan tahun qomariyah (tahun Hijriyah). Sedangkan jika dihitung dari tahun syamsiyah (Masehi), mestinya tiga tahun ke depan," kata Umar Wahid.

Wahid Hasjim adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syaikh KH Hasyim Asya`ri yang juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional, dikarunia 6 anak, yaitu Abdurrahman Wahid. Presiden Republik Indonesia keempat, Aisyah Hamid, Sholahuddin Wahid, Umar Wahid, Lily Wahid dan Hasyim Wahid.

"Mengingat pentingnya figur beliau, terutama dalam kaitan posisinya sebagai peletak dasar fondasi Kemneterian Agama, maka acara kita ini momentumnya dan sangat penting dilakukan, khusunya bagi keluarga besar Kementerian Agama," kata Suryadharma. Dalam kesempatan itu Menag menyerahkan penghargaan kepada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla

Acara peringatan berlangsung meriah dan dihadiri oleh keluarga besar KH Wahid Hasyim, yang sekarang sudah bercucu dan bercirit Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj juga tampak hadir, demikian pula tokoh-tokoh sepuh NU, yang secara langsung pernah berinteraksi dengan almarhum. (ks

comment 0 komentar:

Posting Komentar

BERITA & ARTIKEL LAIN

 
copyright©2011 KUA Sangkapura Bawean Gresik Jawa Timur